Fakta Penting soal Vaksin HPV dan Kanker Serviks

Fakta
Fakta Penting soal Vaksin HPV dan Kanker Serviks

besoklusa.one – Kanker serviks merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker terhadap perempuan di Indonesia. Padahal, penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi HPV (Human Papillomavirus) dan skrining dini.

Sayangnya, masih banyak masyarakat yang salah sadar vaksin HPV, lebih-lebih menganggapnya sebagai pemicu perilaku seks bebas. Ini adalah miskonsepsi yang mesti diluruskan.

Vaksin HPV dirancang untuk melindungi tubuh dari infeksi virus HPV, yang merupakan penyebab utama kanker serviks. Virus ini dapat menular lewat kontak kulit ke kulit, juga pertalian seksual. Namun, penting untuk diketahui bahwa infeksi dapat berlangsung meski tanpa pertalian seksual penetratif.

Vaksinasi HPV direkomendasi diberikan sejak usia 9 sampai 14 tahun atau sebelum seseorang aktif secara seksual. Hal ini justru meningkatkan efektivitas pemberian tubuh terhadap HPV di masa mendatang.

“Vaksin HPV tidak ada kaitannya dengan perilaku seksual. Ini adalah pemberian kesehatan, bukan promosi seks bebas,” kata Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, SpOG(K), Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).

Pentingnya Edukasi Kesehatan Reproduksi Sejak Dini

Menurut Prof. Yudi, vaksinasi HPV adalah salah satu upaya pencegahan primer kanker serviks yang benar-benar penting dan terbukti efektif.

Dia beri tambahan bahwa mengaitkan vaksin HPV dengan seks bebas justru mencegah upaya penanggulangan penyakit yang dapat dicegah ini.

Untuk melawan stigma dan miskonsepsi, edukasi publik menjadi benar-benar penting. Edukasi ini mesti menyasar berbagai group masyarakat, merasa dari remaja, orang tua, guru, sampai tokoh agama.

Bahasa yang digunakan juga mesti sederhana, enteng dimengerti, dan disesuaikan dengan tingkat pemahaman tiap-tiap kelompok.

Materi edukasi mesti termasuk penjelasan apa itu HPV, bagaimana virus ini menyebar, dan juga bagaimana vaksin HPV bekerja.

Selain itu, penting untuk secara segera membantah mitos yang berkembang, seperti pemikiran bahwa vaksin menyebabkan infertilitas atau cuma dibutuhkan oleh mereka yang aktif secara seksual.

Sosialisasi juga mesti dikerjakan lewat berbagai media seperti media sosial, brosur, seminar, sampai kampanye daring.

Dukungan dari figur publik dan tokoh masyarakat juga dapat membantu menyebarkan informasi yang benar dan memperkuat pesan kampanye kesehatan.

Akses Vaksinasi dan Skrining Harus Merata

Selain edukasi, perihal krusial lainnya adalah akses terhadap sarana vaksinasi dan skrining yang merata dan terjangkau.

Pemerintah sudah merasa memasukkan vaksin HPV ke di dalam program imunisasi nasional bagi anak sekolah basic kelas 5 dan 6.

Ini langkah maju. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang mesti dikerjakan supaya cakupan vaksinasi merata di semua wilayah.

Upaya ini mesti melibatkan berbagai pihak, juga tenaga kesehatan, sekolah, dan organisasi masyarakat.

Layanan vaksinasi juga mesti enteng dijangkau secara geografis dan finansial, terutama bagi keluarga dengan keterbatasan akses. Tak cuma vaksinasi, skrining dini lewat tes Pap smear atau IVA juga mesti digalakkan.

Dengan deteksi dini, risiko kanker serviks dapat ditekan secara signifikan.

By besok88

Leave a Reply

Dunia Kesehatan