Masalah Sendi Tidak Selalu Menyerang Lansia

Masalah
Masalah Sendi Tidak Selalu Menyerang Lansia

besoklusa.one, Masalah sendi tak selamanya identik bersama umur lanjut. Menurut dokter spesialis orthopedi dan traumatologi Rumah Sakit Medistra Kiki Novito, persoalan sendi dan lutut termasuk dapat dialami anak muda.

“Kejadian kerusakan permukaan sendi yang paling kerap salah satunya sebenarnya usia. Namun, pada orang-orang muda termasuk kerap terjadi kecelakaan, sendinya rusak, pecah, agar apapun yang dilaksanakan selamanya sendinya menjadi pengapuran, jika jalur sakit, tulang rawannya abis,” memahami Kiki usai konferensi pers VELYS Robotic-Assisted Solution for Knee Replacement di Rumah Sakit Medistra Jakarta, Selasa (9/7/2024).

Masalah sendi pada orang muda termasuk dapat terjadi akibat ada infeksi lutut. Infeksi tidak tertangani bersama baik agar permukaan lututnya menjadi kasar. Tak henti di situ, orang-orang bersama penyakit autoimun kerap termasuk mengalami rheumatoid arthritis agar antibodi atau kekuatan tahan tubuhnya menyerang sendinya sendiri hingga rusak.

“Itu yang paling muda yang pernah aku operasi adalah umur 14 tahun sebab sebenarnya permukaan sendinya rusak, menjadi indikasi operasi penggantian sendi ini adalah tidak tidak tergantung umur tetapi tergantung derajat kerusakan sendinya,” ujar Kiki.

Dalam acara yang sama, dikenalkan teknologi robot bantu untuk operasi sendi yang disebut VELYS. Ini teknologi pertama di Indonesia yang dapat menopang operasi penggantian sendi.

“Nah, alat robotik ini adalah asisten robot yang dapat menopang operasi ini (penggantian sendi).”

Apa Saja Penyebab Kerusakan Permukaan Sendi pada Anak Muda?

Seperti dipaparkan Kiki sebelumnya, lebih dari satu perihal yang menjadi penyebab utama kerusakan sendi pada anak muda adalah:

Penyakit autoimun
Kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan sendi
Penyakit infeksi.
“Kalau kami tukar ke orang tua itu biasa kami sebut bersama pengapuran murni atau pengapuran primer yang tanpa sebab. Dengan berjalannya umur dia, sendinya semakin rusak itu kebanyakan genetik.”

“Misalnya jika perempuan, ibunya pengapuran, maka barangkali dia akan mengalami pengapuran termasuk besar. Maka dia mesti lebih aktif aktivitas, olahraga, melatih sendi dan segala macam,” petunjuk Kiki.

Bagaimana Karakteristik Sendi?

Kiki menjelaskan, sendi atau tulang rawan tidak memiliki darah. Sendi dapat makan dari cairan sendi dan kapsul sendi.

“Sehingga bersama kegiatan sendi, dia akan memelihara sendi itu. Otot-otot sendi yang terjaga akan memelihara kestabilan sendi. Sehingga, bersama kegiatan yang lebih baik, tipe hidup yang aktif, itu akan memelihara persendiannya.”

“Tapi justru jika orang yang lifestyle-nya mager (malas gerak), malas olahraga, ototnya lemah, tidak terjaga, ya itu lebih mudah untuk terjadi pengapuran,” papar Kiki.

4 Derajat Pengapuran Lutut

Lebih lanjut, Kiki menyampaikan bahwa ada empat derajat pengapuran lutut, sebagai berikut:

Derajat 0: Orang sehat
Derajat 1: Ada sedikit penipisan sendi
Derajat 2: Mulai nampak tanda-tanda kaku pada lutut
Derajat 3: Gejala kaku hilang
Derajat 4: Pengapuran yang paling parah.
“Derajat empat itu jika dirontgen udah ketemu tuh tulang paha sama tulang kering. Kebayang kan ngilunya, tulang sama tulang ketemu enggak ada tulang rawannya. Nah itu derajat empat, mesti operasi.”

Sedangkan, derajat 1 dan 2 di umur 45 hingga 50 kebanyakan ditandai bersama kala bangun tidur tidak dapat langsung berdiri.

“Pas bangun tidur mau gerak berasa kok lututnya kaku, enggak dapat langsung ditekuk agar butuh sekian menit untuk rileks lututnya baru dapat jalan. Itu tanda awal, bersama berjalannya derajat itu, justru tanda-tanda berikut akan hilang.”’

Di derajat selanjutnya, pasien mulai sembuh sebab dapat langsung berdiri setelah tidur. Padahal, tanpa disadari ia udah memasuki derajat pengapuran selanjutnya.

“Di grade 3 akan hilang tanda-tanda itu, yang timbul jika jalur jauh itu mulai sakit. Dan sayangnya penyakit ini enggak ada obatnya, sebab ini penyakit degeneratif. Kayak ban mobil dipakai konsisten kan aus, aku enggak dapat kasih sesuatu agar bannya dapat tumbuh lagi,” pungkas Kiki.

By besok88

Dunia Kesehatan