Shisha 50 Kali Lebih Berbahaya dari Rokok Biasa

Shisha
Shisha 50 Kali Lebih Berbahaya dari Rokok Biasa

besoklusa.one – Banyak orang tetap mengira bahwa mengisap shisha atau hookah lebih safe dibandingkan merokok biasa. Padahal, fakta ilmiah menunjukkan sebaliknya. Bahaya shisha justru jauh lebih tinggi.

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Paru Subspesialis Onkologi Toraks dari MRCCC Siloam Hospitals, dr. Sita Laksmi Andarini, Ph.D, SpP(K).

Dalam sebuah penelitian yang pernah dilakukannya, dr. Sita menemukan bahwa kadar nikotin didalam urine pengguna shisha dapat capai sampai 50 kali lipat lebih tinggi dibandingkan perokok biasa.

“Shisha itu kadar nikotin di didalam urine, kita pernah laksanakan penelitian, dapat 50 kali lipat dibandingkan dengan rokok biasa. Karena nikotin yang dihisap dari shisha itu jumlahnya terlampau banyak,” ujar dr. Sita kepada Health Liputan6.com didalam sebuah peluang baru-baru ini.

Apakah Shisha aman?

Shisha sering dianggap sebagai tren tipe hidup, terutama di kalangan muda. Dengan aroma buah dan situasi enjoy yang menyertainya, shisha sering kali tidak dipandang sebagai product tembakau yang berbahaya.

Namun, persepsi ini menyesatkan. “Shisha dianggap bukan rokok. Padahal sebetulnya senantiasa mempunyai kandungan nikotin didalam jumlah besar,” kata dr. Sita.

Bahaya Shisha Sama seperti Rokok

Sama seperti rokok, nikotin dari shisha masuk ke didalam tubuh dan merubah otak. Nikotin bakal berikatan dengan reseptor nikotin di otak dan membawa dampak peningkatan hormon dopamin, yang membawa dampak pengguna terasa nyaman, rileks, dan senang.

“Namun, dampak ini berbentuk adiktif,” tambahnya.

Kadar nikotin tinggi membawa dampak pengguna shisha termasuk dapat mengalami kecanduan yang sama seperti perokok aktif.

Ketika konsumsi dihentikan, kadar dopamin menurun drastis dan mengundang berbagai tanda-tanda putus nikotin seperti pusing, gampang marah, sukar tidur, bahkan penambahan berat badan.

“Kalau orang sudah miliki kebiasaan hisap rokok atau shisha, tubuhnya miliki kebiasaan dengan dopamin. Saat dopamin drop, mereka dapat pusing, marah-marah, atau jadi moody,” kata dr. Sita.

Dampak Serius pada Paru-Paru

Inilah sebabnya banyak orang yang susah berhenti dari shisha atau rokok elektrik biarpun mengetahui risikonya. Ketergantungan nikotin bukan sekadar kebiasaan, tapi termasuk masalah medis yang wajib ditangani secara serius.

Tak hanya membawa dampak ketergantungan, konsumsi shisha termasuk tingkatkan risiko penyakit serius, termasuk kanker paru-paru. Zat kimia dan partikel dari asap shisha dapat capai saluran napas bawah sampai paru-paru perifer dan mengundang kerusakan jangka panjang.

“Shisha dan vape sekarang banyak digunakan oleh perempuan dikarenakan dianggap gampang dan stylish. Tapi senantiasa saja bahayanya sama, bahkan dapat lebih besar,” tegas dr. Sita.

Selain kanker, pengguna shisha termasuk berisiko mengalami bronkitis kronis, gangguan pernapasan, sampai penurunan fungsi paru.

Perlu Penanganan Multidisiplin

Bagi mereka yang sudah kecanduan rokok, vape, maupun shisha dan menginginkan berhenti, dr. Sita menganjurkan pendekatan multidisiplin. Terapi dapat meliputi psikoterapi, terapi pengganti nikotin (seperti permen karet nikotin atau patch), sampai pengobatan dengan resep dokter.

“Kalau tidak mempan dengan psikoterapi, dapat diberikan tablet seperti varenicline. Atau termasuk kombinasi dengan hipnoterapi. Tapi senantiasa yang paling mutlak adalah niat pasien untuk berhenti,” kata dr. Sita.

By besok88

Leave a Reply

Dunia Kesehatan