Obat Dislipidemia Penurun Kolesterol Tinggi

Obat
Obat Dislipidemia Penurun Kolesterol Tinggi

besoklusa.one – Kolesterol tinggi mampu dikontrol dengan terapi obat. Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), lebih dari satu obat yang mampu digunakan untuk terapi dislipidemia adalah:

Statin, menurunkan kolesterol jahat atau Low-density lipoprotein (LDL) sebanyak 18-55 persen. Menaikkan kolesterol baik atau High-density lipoproteins (HDL) 5-15 persen. Dan menurunkan trigliserida (TG) 7-30 persen.
Bile acid sequestrant, menurunkan LDL 15-30 persen, menambah HDL 3-5 persen, TG tidak berubah.
-Asam nikotinat, menurunkan LDL 5-25 persen, menambah HDL 15-35 persen, dan menurunkan TG 20-50 persen.
-Fibrat, menurunkan LDL 5-20 persen, menambah HDL 10-20 persen, dan menurunkan TG 20-50 persen.
-Ezetemibe, menurunkan LDL 10-18 prosen dan menurunkan Apolipoprotein B (Apo B) 11-16 persen.
-Inhibitor PCK9, menurunkan LDL 48-71 persen, menurunkan non-HDL 49-58 persen, menurunkan kolesterol keseluruhan (Total K) 36-42 persen, dan menurunkan Apo B 42-55 persen.

Kolesterol tinggi di atas 200 tergolong di dalam kondisi dislipidemia. Ini adalah kelainan di lemak yang mampu berjalan gara-gara kolesterol keseluruhan tinggi, kolesterol jahat (LDL) tinggi, atau trigliserida tinggi.

“Prinsip dasar di dalam terapi farmakologi dislipidemia adalah untuk menurunkan risiko terkena penyakit kardiovaskular,” mengutip Pedoman Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia yang diterbitkan Perkeni pada Desember 2019.

Artikel ini hanya berisi informasi umum berkenaan ketentuan obat kolesterol, bukan berwujud rekomendasi medis. Tidak disarankan untuk mengonsumsi obat kolesterol secara teledor tanpa pengawasan dokter. Penting untuk berkonsultasi lebih pernah dengan tenaga medis untuk mendapat rekomendasi yang tepat mengenai autran minum obat kolesterol untuk masing-masing individu.

Aturan Konsumsi Statin

Golongan statin pada umumnya diminum sekali sehari pada waktu malam hari. Sediaan statin yang waktu ini ada di pasaran adalah: simvastatin 5-80 mg, atorvastatin 10-80 mg, rosuvastatin 5-40 mg, pravastatin 10-80 mg, fluvastatin 20-40 mg (80 mg extended release), lovastatin 10-40 mg (10-60 mg extended release) dan pitavastatin 1-4 mg.

Cara Konsumsi Bile Acid Sequestrants

Terdapat tiga tipe obat bile acid sequestrants yakni cholestyramine, colestipol dengan dosis 2 takar 2-3 kali sehari dan golongan teranyar adalah colsevelam 625 mg 2 kali 3 tablet sehari (3,8 gram/hari).

Obat-obatan berikut terhitung terbukti mampu menurunkan takaran glukosa darah pada pasien hiperglikemik, tapi mekanisme kerja sebagai obat anti hiperglikemik berasal dari obat ini belum diketahui dengan pasti.

Cara Kerja Asam Fibrat

Terdapat empat tipe asam fibrat yakni gemfibroził, bezafibrat, ciprofibrat, dan fenofibrat. Obat ini menurunkan trigliserida plasma, tidak cuman menurunkan sintesis trigliserida di hati.

Obat ini bekerja mengaktifkan enzim lipoprotein lipase yang kerjanya memecahkan trigliserida. Selain menurunkan takaran trigliserida, obat ini terhitung menambah takaran kolesterol HDL.

Pada waktu ini, yang banyak dipasarkan di Indonesia adalah gemfibrozil 600 mg 2 kali sehari dan fenofibrat dengan dosis 45-300 mg (tergantung pabrikan) dosis sekali sehari.

Asam Nikotinik (Niacin)

Pemberian asam nikotinik mampu menambah takaran kolesterol HDL. Efek samping yang paling kerap berjalan adalah flushing yakni perasaan panas dan kemerahan pada daerah muka bahkan di badan.

Dosis niacin banyak variasi antara 500-750 mg sampai 1-2 gram yang diberikan pada malam hari di dalam wujud extended realise.

Ezetimibe

Obat golongan ezetimibe bekerja dengan menahan absorbsi kolesterol oleh usus halus. Kemampuannya moderate di di dalam menurunkan kolesterol LDL (15-25 persen).

Pertimbangan penggunaan ezetimibe adalah untuk menurunkan takaran LDL, lebih-lebih pada pasien yang tidak tahan pada dukungan statin. Pertimbangan lainnya adalah penggunaannya sebagai gabungan dengan statin untuk mencapai penurunan takaran LDL yang lebih banyak.

Inhibitor PCSK9

Obat ini adalah golongan obat baru yang disetujui penggunaannya oleh Food plus Drug Administration (FDA) pada th. 2015 dengan tujuan utama menurunkan kolesterol LDL.

Merupakan antibodi monoklonal yang berfungsi untuk menginaktivasi Proprotein Convertase Subtilsin-kexin Type 9 (PCSK9).

PCSK9 sendiri berperan di dalam proses degradasi berasal dari reseptor LDL (LDLR), agar andaikan dihambat maka akan menambah ekspresi berasal dari LDLR pada hepatosit yang pada selanjutnya menurunkan takaran kolesterol LDL.

Obat golongan ini diberikan melalui suntikan secara subkutan. Terdapat dua tipe obat inhibitor PCSK9 yang sudah dipasarkan yakni alirocumab dengan dosis 75 mg setiap dua minggu sekali atau 300 mg setiap 4 minggu sekali dan evolocumab dengan dosis 140 mg setiap 2 minggu sekali atau 420 mg sekali sebulan.

By besok88

Leave a Reply

Dunia Kesehatan