Cium Bau yang Sebetulnya Tidak Ada

besoklusa.one – Epilepsi adalah kondisi neurologis parah yang ditandai bersama kejang berulang yang tidak dipicu oleh demam tinggi atau gara-gara eksternal lainnya.
“Kejang dapat keluar didalam bermacam wujud terasa berasal dari kehilangan kesadaran, gerakan tidak terkendali tatapan kosong, sampai gemetar hebat di semua tubuh,” kata dokter spesialis neurologi/saraf RS EMC Cikarang dan Pekayon, Irene Halim Subrata, mengutip laman EMC, Rabu (17/9/2025).
Irene penambahan tanda-tanda epilepsi amat banyak variasi terkait type kejang dan jatah otak yang terbujuk sebagian tanda lazim yang perlu diperhatikan antara lain:
-Kejang tiba-tiba, bersama atau tanpa hilang kesadaran
-Tatapan kosong selama sebagian detik
-Gerakan otot tak teratasi (terutama di tangan dan kaki)
-Bingung sesaat sehabis kejang
-Kehilangan kesadaran mendadak
-Sensasi aneh layaknya mencium bau yang tidak datang atau terasa was-was tanpa sebab.
“Jika seseorang mengalami kejang lebih dari satu kali tanpa pemicu menyadari vital untuk segera berkonsultasi ke dokter spesialis saraf (neurolog),” kata Irene.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa penyebab epilepsi dapat bermacam macam di antaranya:
-Cedera kepala
-Infeksi sistem saraf pusat
-Kelainan genetik atau susunan otak
-Tumor otak
-Tidak diketahui penyebabnya (idiopatik)
-Stroke.
Cara Tangani Epilepsi
Penanganan epilepsi bertujuan mengontrol kejang, menaikkan kualitas hidup pasien, dan memperkecil risiko komplikasi. Dokter spesialis saraf akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, seperti:
-Elektroensefalografi (EEG) untuk memantau kegiatan listrik otak
-MRI atau CT scan otak.
Setelah diagnosis ditegakkan, dokter bakal meresepkan obat antikejang (antiepilepsi) yang cocok beberapa besar pasien epilepsi akan hidup normal jika teratur minum obat dan mematuhi petunjuk dokter. di dalam masalah tertentu tindakan lain layaknya diet ketogenik, terapi, atau operasi saraf akan mulai pilihan.
Epilepsi Bukan Kutukan
Sayangnya, tetap banyak masyarakat yang belum memahami keadaan ini. sebagian pengidap epilepsi apalagi harus menghadapi stigma sosial yang buat mereka enggan mencari perlindungan medis.
Epilepsi merupakan tidak benar satu gangguan saraf yang paling lazim sedangkan masih sering disalahpahami.
Penyakit ini ditandai dengan kegiatan listrik berlebihan di otak yang mengakibatkan kejang berulang. Meski terdengar menakutkan, epilepsi bukan penyakit menular, dan banyak pengidap yang tetap bakal menekuni hidup normal bersama pengobatan yang tepat.
“Dengan edukasi yang tepat kita bisa membuat perubahan pandangan ini. Epilepsi bukan kutukan, bukan masalah kejiwaan, dan bukan akhir dari segalanya,” ujar Irene.
Dia menyarankan bila mengalami tanda-tanda epilepsi, jangan menunggu hingga kejang tambah sering langsung konsultasikan dengan dokter spesialis saraf di RS EMC Pekayon, untuk beroleh diagnosis dan penanganan yang tepat.
“Epilepsi dapat dikendalikan. Hidup berkwalitas masih bisa diraih. Jangan ragu untuk melacak pertolongan,” pungkasnya.