Di BalikDi Balik Meninggalnya Mahasiswi PPDS Undip

Di Balik Meninggalnya Mahasiswi PPDS Undip

Di Balik
Di Balik Meninggalnya Mahasiswi PPDS Undip

besoklusa.one, dunia kesehatan – Dugaan perundungan di dalam masalah bunuh diri mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip), dr Aulia Risma Lestari berawal berasal dari unggahan akun X @bambangsuling11.

Akun itu juga menyinggung soal beban kerja PPDS Anestesi di RS Kariadi Semarang yang dinilai sangat berat. Informasi ini didapat pemilik akun berasal dari mahasiswa PPDS Anestesi Undip lain lewat pesan segera (DM).

“Beban kerja PPDS Anestesi di RS Kariadi sangat berat. Jam kerja normal tanpa giliran jaga adalah 18 jam per hari. Masuk jam 6 pagi, pulang jam 12 malam, Kalau dapat pulang jam 11 malam bermakna pulang cepat,” tulis Informan yang tak disebutkan namanya kepada pemilik akun @bambangsuling11.

“Tidak jarang harus pulang jam 2 atau 3 pagi. Hari berikutnya telah harus standby kembali jam 6 pagi di RS. Ini terjadi tetap menerus selama era belajar 5 tahun. Jika dapat giliran jaga, maka jaga minimal 24 jam dan dapat prolonged hingga 5-6 hari tidak dapat pulang berasal dari RS,” tambah pesan yang dibagikan di dalam wujud tangkapan layar dikutip Jumat, (16/8/2024).

Informan juga mengungkapkan bahwa jumlah operasi di RS Kariadi sangat tinggi, dapat 120 pasien per hari. Oleh karena itu, PPDS kerap harus melanjutkan operasi yang tetap sambung menyambung melebihi giliran jaganya.

Dugaan Bullying Diketahui berasal dari Buku Harian Korban

Sebelumnya, @bambangsuling11 mengungkapkan bahwa mahasiswi PPDS Anestesi Undip Aulia Risma Lestari mengakhiri hidupnya dengan menyuntikkan obat ke tubuhnya.

“Dokter muda RSUD Kardinah Tegal meninggal bundir dengan langkah suntikkan obat ke tubuh. Diduga tak kuat menghambat bully selama turut PPDS Anestesi Undip Semarang. Mohon dukungan RT-nya karena tersedia indikasi masalah ini ditutupi dengan menyebut korban sakit saraf kejepit,” tulis @bambangsuling11.

Aulia Risma Lestari adalah mahasiswa semester lima. Dugaan perundungan terhadapnya diketahui berasal dari buku harian pribadinya.

“Yang meninggal telah semester lima, tapi ditemukan buku harian selama PPDS (indikasi bullying),” tulis utas tersebut.

Disebut Sakit Saraf Kejepit

Selain itu, dijelaskan bahwa pihak PPDS Anestesi Undip dianggap berupaya menutupi kejadian ini dengan menyebut korban kerap menyuntikkan obat ke tubuhnya karena sakit saraf kejepit.

“Namun berasal dari hasil pengecekan ditemukan buku harian korban yang menyebut korban tak kuat menghambat perundungan hingga kelanjutannya bundir.”

Penulis utas dengan nama pengguna X, Jo, mengaku tidak mengenal dr Aulia Risma Lestari, tapi dia dan sebagian rekannya berkomitmen untuk mengungkapkan masalah ini.

“Saya tidak mengenal korban, tapi saya dan sebagian teman malam ini berjanji dapat kejar pelaku perundungannya hingga dapat diberi hukuman setimpal. Saya memohon dukungan doa dan RT-nya teman-teman seluruh agar tak tersedia kembali tempat untuk pelaku bully,” tulisnya.

Tewas di Kamar Kos

Jo juga mengungkapkan bahwa korban ditemukan tewas di kamar kosnya di Jalan Lempongsari, Kota Semarang, terhadap Senin, 12 Agustus 2024.

Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa korban menyuntikkan obat bius terhadap dirinya sehari sebelumnya. Obat ini cuma dapat diakses oleh dokter anestesi atau peserta program dokter spesialis anestesi.

Utas juga menyampaikan, Kapolsek Gajahmungkur Kota Semarang Kompol Agus Hartono membantah bahwa ini adalah kejadian bunuh diri.

“Tapi benarkan korban suntikkan obat anestesi dosis berat ke lengan. Obat itu seharusnya disuntikkan lewat infus. Korban suntikan obat itu agar dapat tidur. Kapolsek benarkan mengisi buku harian korban,” tulis Jo.

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi berasal dari seluruh permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal tengah mengalami era sulit, dilanda depresi dan merasakan stimulus untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesegaran jiwa di sarana kesegaran (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani beragam pengaduan, permintaan, dan wejangan masyarakat.

Anda juga dapat mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) [email protected].

By besok88

Dunia Kesehatan