Kasus DBD Hantui Kota Bandung
besoklusa.one – Kota Bandung kini sedang hadapi ancaman serius. Berdasarkan information terbaru Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), hingga minggu ke-33 th. 2024, kuantitas kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Kembang ini telah meraih angka 46.594, bersama 281 kematian. Angka ini menjadikan Bandung sebagai tempat bersama kuantitas kasus DBD tertinggi di Indonesia.
DBD Menyerang Usia Berapa?
DBD bukanlah penyakit yang dapat dianggap remeh. Penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti ini dapat menyerang siapa saja tanpa pandang bulu, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Bahkan, demam berdarah dengue menjadi keliru satu penyebab utama kematian terhadap anak-anak di Indonesia. Dengan kuantitas kasus yang konsisten meningkat, usaha pencegahan kudu dilakukan secara menyeluruh dan kolaboratif.
Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, di dalam acara Langkah Bersama Cegah DBD yang berlangsung di Bandung menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk lebih proaktif di dalam memerangi DBD.
“DBD adalah ancaman benar-benar yang dapat menyerang siapa saja, kapan saja. Kami menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk bersatu di dalam melawan penyakit ini,” ujar Andreas.
Langkah 3M untuk Mengatasi Demam Berdarah?
Kampanye Langkah Bersama Cegah DBD yang diselenggarakan di Mall Paskal, Bandung, terhadap 6 s.d 8 September 2024 merupakan bagian dari kemitraan pada PT Takeda Innovative Medicines bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kampanye ini mengusung gerakan #Ayo3MPlusVaksinDBD, yang mengajak masyarakat untuk aktif laksanakan 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk) serta memperhitungkan vaksinasi sebagai langkah dukungan tambahan.
“Kami percaya, lewat sinergi yang kuat pada pemerintah, pihak swasta, tenaga kesehatan, sekolah, dan masyarakat, kita dapat menciptakan Bandung yang bebas dari DBD. Penting untuk konsisten menjaga kebersihan lingkungan serta membantu inovasi layaknya vaksinasi,” tambahnya.
Apakah Ada Vaksin untuk DBD?
Dalam usaha menekan angka kasus DBD, vaksinasi menjadi langkah yang benar-benar dianjurkan, terutama bagi mereka yang berumur 6 hingga 45 tahun.
Dr. Buti A. Azhali, SpA, MKes, menegaskan bahwa tetap banyak masyarakat yang keliru kaprah perihal DBD. “Banyak yang mengira kecuali telah pernah terkena DBD, mereka bakal kebal. Padahal, infeksi dapat berlangsung berulang bersama serotipe virus yang berbeda, dan ini justru lebih berbahaya.”
Vaksinasi lengkap sesuai dosis yang direkomendasi dapat beri tambahan dukungan optimal bagi masyarakat dari ancaman infeksi DBD berulang.
Acara ini termasuk dimeriahkan oleh sejumlah public figure, layaknya Marc Klok, kapten Persib Bandung, serta Ricky Harun dan Fitri Tropica, yang ikut menyerukan pentingnya langkah pencegahan DBD.
“Saya jadi lebih tenang setelah memperoleh dukungan dari DBD. Saya harap seluruh orang di Bandung termasuk langsung memperoleh vaksinasi agar kita dapat bersama-sama menjaga keluarga dan lingkungan dari ancaman DBD,” kata Marc Klok.