Kemenkes RI Mulai Survei Status Gizi Indonesia
besoklusa.one – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) baru saja meluncurkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024. Ini adalah langkah penting dalam usaha pemerintah untuk melakukan perbaikan standing gizi di Indonesia, lebih-lebih dalam turunkan angka stunting yang selagi ini tetap tinggi. Simak lebih dalam mengenai tujuan, proses, dan harapan berasal dari survei ini.
Apa Itu SSGI 2024?
Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 adalah program yang diluncurkan oleh Kemenkes RI untuk memantau dan mengevaluasi standing gizi masyarakat Indonesia, lebih-lebih anak-anak.
Tujuan utama berasal dari survei ini adalah untuk beroleh knowledge yang akurat mengenai keadaan gizi anak-anak di seluruh Indonesia. Data ini bakal digunakan untuk merancang kebijakan kesehatan dan program intervensi yang lebih efektif.
Kenapa SSGI 2024 Begitu Penting?
Stunting adalah kasus gizi kritis yang sebabkan perkembangan dan perkembangan anak terhambat. Saat ini, angka stunting di Indonesia meraih 21,6 persen, jauh di atas obyek nasional yang ditetapkan sebesar 17 persen.
Dengan peluncuran SSGI 2024, Kemenkes RI menargetkan penurunan angka stunting jadi 14 % pada tahun 2025.
Kemenkes Gandeng Sejumlah Pihak Survei Status Gizi Indonesia
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, menyebutkan bahwa survei ini bukan hanya dikerjakan oleh Kemenkes, tapi juga melibatkan berbagai stakeholder seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta pihak swasta. Kolaborasi ini diharapkan sanggup menaikkan akurasi dan validitas knowledge yang dikumpulkan.
Apa yang Akan Dipantau dalam SSGI 2024?
Dalam SSGI 2024, fokus utama adalah empat kasus gizi utama:
Stunting : Anak bersama dengan perkembangan yang terkendala akibat kekurangan gizi.
Wasting : Anak yang mengalami penurunan berat badan secara drastis.
Underweight : Anak bersama dengan berat badan yang kurang berasal dari standar usia.
Obesitas : Anak yang mengalami kelebihan berat badan.
Data yang diperoleh berasal dari survei ini bakal digunakan untuk menetapkan kebijakan yang lebih baik dan program intervensi untuk menanggulangi kasus gizi ini secara tepat.
Langkah Selanjutnya dan Harapan
Setelah knowledge terkumpul, Kemenkes bakal jalankan evaluasi dan merumuskan aksi konkret untuk menanggulangi kasus gizi. Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK), Syarifah Liza Munira, memberikan bahwa survei ini juga bakal melibatkan proses pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM).
Dengan proses ini, diharapkan sanggup lebih mudah mengidentifikasi anak-anak yang berisiko stunting dan memberikan intervensi yang tepat.
Dante Saksono Harbuwono mengedepankan pentingnya survei ini sebagai langkah strategis untuk menciptakan generasi sehat menjelang tahun 2045. Dia, mengatakan, apa yang berlangsung pada anak-anak saat ini adalah cerminan masa depan kita.
“Dengan knowledge yang akurat dan tindakan yang tepat, kita sanggup buat persiapan Indonesia Emas di tahun 2045,” ujarnya.