Madinah Terima Gelar Kota Sehat dari WHO

besoklusa.one – Madinah ulang sandang gelar “Kota Sehat” berasal dari Organisasi kesegaran Dunia (WHO).
Menurut pakar kesehatan lingkungan dr. Dicky Budiman, M.Sc.PH., Ph.D., kota sehat adalah cerminan iman, menjaga kebersihan, lingkungan, dan kebugaran sosial.
“Islam telah utamakan kebersihan (thaharah), pengelolaan lingkungan, dan kebugaran sejak 14 abad lalu Terpilihnya Madinah adalah bukti bahwa nilai Islam dapat diimplementasikan didalam tata kelola kota modern,” kata Dicky di dalam keterangan tertulis dikutip antara Senin, 8 September 2025.
Menurutnya, kota sehat bukan hanyalah fisiknya, tapi termasuk spiritualitas dan sosialnya. saksikan gelar yang disematkan pada Madinah, Dicky menilai bahwa kota mayoritas Islam di Indonesia seharusnya mencontoh dari segi bersih, safe nyaman, ramah lingkungan, dan berkeadilan sosial.
Bersama-sama menjaga kesegaran kota berarti menjaga kebaikan publik. sesaat polusi, sampah, sanitasi buruk banjir, dan kemacetan bukan sekadar masalah tehnis tapi termasuk problem moral dan amanah ke-Islaman.
Dicky berpesan untuk kota-kota di Indonesia agar:
-Membangun kota dengan komitmen fiqih lingkungan
-Mengelola air, tanah, dan hawa sebagai nikmat Allah yang harus dijaga
-Perencanaan tata kota jangan semata-mata soal ekonomi, tapi terhitung kesehatan masyarakat
-Ruang terbuka hijau, transportasi ramah lingkungan, dan sanitasi harus lantas prioritas
-Masjid sebagai pusat peradaban bisa menjadi model green building, pusat edukasi kebersihan, dan pos kesegaran masyarakat.
Dia menambahkan jemaah masjid bisa merasa agen perubahan menjaga lingkungan sekitar.
“Para pejabat publik dengan mayoritas Islam perlu menyadari bahwa kebersihan kota, mutu udara pengelolaan sampah, dan kebugaran masyarakat adalah hisab (perhitungan) kepemimpinan di dunia dan akhirat,” ujarnya.
Gelar Kota Sehat kedua untuk Madinah
Sebelumnya, disampaikan bahwa ini adalah predikat Kota Sehat ke dua yang didapat Madinah dari WHO.
Menjadikannya kota terbesar di Timur lagi tengah dengan lebih dari satu juta penduduk yang beroleh pengakuan ini dua kali. Sertifikat tersebut diserahkan kepada Pangeran Salman bin Sultan, gubernur daerah selanjutnya oleh Menteri kesehatan Fahad Al-Jalajel belum lama ini, mengutip theislamicinformation.com.
Kota suci harus mencukupi 80 syarat-syarat kebugaran yang berlainan di sembilan bidang utama mencakup partisipasi penduduk keamanan air, akses service kesegaran dan kesiapan darurat.
Tidak sebatas perihal meresmikan tempat tinggal sakit yang baik – WHO lihat seluruhnya menjadi berasal dari keamanan pangan sampai seberapa baik komunitas lokal terlibat didalam ketetapan kesehatan.
Pangeran Salman membuktikan bahwa pernyataan ini menunjukkan komitmen sungguh-sungguh Arab Saudi untuk menjadikan kota-kota sebagai fasilitas yang lebih baik untuk dihuni, yang tepatnya merasa tujuan Visi 2030.
Gelar Kota Sehat Sebelumnya
Madinah pertama kali mendapatkan gelar ini antara tahun 2019 dan kembali mendapatkannya pada 2025, ini tunjukkan bahwa mereka sudah mempertahankan standar.
Kerajaan Arab Saudi saat ini resmikan keseluruhan 16 kota sehat yang bersertifikat WHO. Kota-kota lain di dalam daftar termasuk Taif, Tabuk, Riyadh Al-Khubra, dan Sharurah.
Proses evaluasi mencakup inisiatif yang beri dukungan upaya kecil dan pertumbuhan ekonomi lokal, memberikan bahwa kota yang sehat membutuhkan lebih berasal dari sekadar tempat medis yang baik. Mereka perlu komunitas di mana orang benar-benar akan sanggup hidup bersama dengan baik dan membuka kesempatan untuk berkembang secara ekonomi sambil masih sehat.
Daftar yang tetap makin tambah membuktikan investasi Arab Saudi di dalam perawatan kebugaran preventif, kesegaran lingkungan, dan kolaborasi antar instansi untuk membangun kota yang memberi dukungan kesejahteraan fisik dan mental.