Olahraga yang Bisa Tekan Risiko Osteoporosis

besoklusa.one – Olahraga yang Bisa Tekan Risiko Osteoporosis, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, menyambut positif tren di penduduk yang aktif memerhatikan walking 5K, fun walk, hingga fun run. Tren yang satu ini bisa berguna bagi kebugaran mencakup kesegaran tulang.
Nadia menuturkan berjalan kaki saja sebetulnya dapat menolong menyeimbangkan sistem pembentukan dan pengurangan massa tulang.
“Tulang kita tuh ada yang dibentuk, ada yang kemudian andaikan keistimewaan dibentuk, dia dapat otomatis bisa ngurangin sendiri,” ujarnya dalam press conference Anlene OsteoWalk dan OsteoRun 5K, Jakarta Pusat padaMinggu (16/11/2025).
Proses keseimbangan ini akan terjadi saat seseorang rutin jalan atau berolahraga.
Selain itu, kegiatan seperti jalan kaki terhitung menolong menyeimbangkan berat badan melalui mekanisme weight bearing, yakni beban tubuh yang ditopang oleh tulang supaya merangsang penguatan tulang.
Di kesempatan yang sama juga dokter spesialis rehabilitasi medis Tirza Z. Tamin menambahkan olahraga secara rutin seperti jalan kaki akan menaikkan Bone Mineral Density (BMD).
“Bisa ini bisa meningkatkan BMD dan sebagainya. Dan, juga terkait termasuk pada kecepatan. datang kecepatan 4 km per jam itu udah terbukti terhitung Atau kan 120 siasat per menit itu dapat menambah densitas tulang,” jelasnya.
Selain itu, kegiatan berikut termasuk menaikkan endurance kardiorespirasi, membantu turunkan berat badan, sekaligus memperkecil impact pada lutut sehingga tidak mempercepat terjadinya osteoartritis.
Kurang Gerak masih jadi Tantangan Besar
Meski tren olahraga tampak meningkat, Nadia mengungkapkan 95% masyarakat Indonesia masih tidak cukup kesibukan fisik.
Angka ini berlaku antara kelompok usia di atas 18 th. Menurut Nadia, tren seperti fun run atau walking 5K lebih banyak terjadi di kota-kota besar.
Untuk mendorong masyarakat lebih aktif, salah satu usaha yang terus dihidupkan adalah aktivitas Car Free Day.
“Car Free Day itu kita ingin sungguh-sungguh diaktifkan lagi sampai ke kabupaten kota. gara-gara betul salah satu Car Free Day itu adalah salah satu bikin kesibukan olahraga dengan murah bersama dengan penduduk dengan senang,” kata Nadia.
Risiko Osteoporosis Tidak sebatas Mengintai Lansia
Nadia termasuk mengingatkan, risiko osteoporosis tidak semata-mata mengintai lansia.
“Sebenarnya kalau pernah kan kami percaya ‘Oh kalau tua itu cuma waktunya rapuh dan biasa’ gitu ya kan. Nah sekarang ternyata bukan hanya usia lansia, tetapi apalagi antara usia-usia muda pun kita lihat terhitung udah hadir yang mengalami kekurangan ataupun kerapuhan tulang ini,” jelasnya.
Kesadaran mengenai risiko ini dinilai penting sehingga penduduk sadari bahwa mempertahankan tulang kudu dilakukan sejak muda, mencakup bersama memperbanyak aktivitas fisik yang sesuai.
Kekuatan Tulang bersangga antara aktivitas yang Konsisten
Dari segi medis olahraga, dokter spesialis kedokteran olahraga Ade Tobing menyebutkan untuk mencegah osteoporosis butuh keseimbangan pada pembentukan dan perombakan tulang.
Pembentukan tulang dilaksanakan oleh osteoblas, tetapi perombakan tulang oleh osteoklas.
“Jadi wajib hadir keseimbangan itu,” menyadari di kesempatan itu.
Aktivitas layaknya berjalan atau berlari akan membantu proses ini dikarenakan membuktikan tensile strength atau daya tarik-menarik antara otot dan tulang. Mekanisme inilah yang berperan didalam menjaga tulang tetap kuat.
Menurut Ade, olahraga yang berwujud weight bearing layaknya berjalan dan lari memberi stimulus sehingga tulang terus bekerja dan menjaga kekuatannya.
