Penanganan Penyakit Popcorn Paruparu
besoklusa.one, Bronkiolitis obliterans adalah penyakit paru-paru yang sungguh-sungguh dan tidak dapat disembuhkan. Penyakit ini ditandai bersama dengan kerusakan pada saluran pernapasan kecil di paru-paru, yang memicu penyumbatan dan jaringan parut.
Penyebab dan Gejala
Bronkiolitis obliterans kerap disebabkan oleh inhalasi racun, namun dapat juga berlangsung sehabis transplantasi paru-paru atau sumsum tulang. Penyakit ini juga dikenal bersama dengan nama lain layaknya bronkiolitis obliteratif dan paru-paru popcorn.
Gejala bronkiolitis obliterans serupa bersama dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau asma, layaknya batuk dan sesak napas. Tes diagnostik dibutuhkan untuk membedakan bronkiolitis obliterans berasal dari penyakit paru lainnya. Meskipun belum ada obat untuk penyakit ini, sebagian perawatan dapat membantu mengelola gejalanya.
Mengapa Disebut Paru-Paru Popcorn?
Penyakit ini mendapat julukan ‘paru-paru popcorn‘ sehabis berlangsung wabah di pabrik produksi popcorn. Penyebab utama yang diidentifikasi adalah inhalasi diacetyl, bahan kimia yang digunakan untuk mengimbuhkan rasa mentega pada popcorn microwave. Penjelasan ini dikutip berasal dari tulisan yang ditinjau oleh pakar paru, Dr Sanja Jelic berasal dari Albert Einstein College of Medicine, layaknya yang dikutip berasal dari Verywell Health pada Jumat, 26 Juli 2024.
Apa Gejala Bronkiolitis Obliterans?
Umumnya bronkiolitis obliterans merupakan penyakit yang menyerang orang dewasa. Namun, dapat juga menyerang anak-anak dan remaja.
Efek penyakit ini biasanya berkembang selama sebagian minggu atau bulan dan dapat memicu tekanan yang vital didalam kehidupan pasien sehari-hari. Gejala bronkiolitis obliterans yang paling umum meliputi:
Batuk kering
Mengi (suara serak yang keras saat bernapas)
Dispnea (sesak napas)
Kelelahan dan kekuatan rendah.
“Karena bronkiolitis obliterans pengaruhi pernapasan, mungkin besar Anda dapat mengalami intoleransi olahraga pada kondisi ini. Anda mungkin terasa amat sesak napas dan penat sehabis jalankan aktivitas fisik sedang,” katanya.
Begitu kondisi ini muncul, efeknya biasanya memburuk. Secara umum, gejalanya menetap, terus-menerus, dan tidak berhubungan bersama dengan segi layaknya cuaca (tidak layaknya asma, yang ditandai bersama dengan eksaserbasi).
Apa Saja Komplikasi Bronkiolitis Obliterans?
Jika pasien mengalami bronkiolitis obliterans, maka pasien tersebut berisiko lebih tinggi terkena infeksi paru-paru, layaknya pneumonia atau bronkitis.
Pada bronkiolitis obliterans, infeksi ini dapat menjadi gawat dan memicu gejala basic pernapasan jauh lebih jelek berasal dari biasanya.
Bronkiolitis obliterans, layaknya PPOK, pada akhirnya memicu kegagalan pernapasan, yang merupakan gangguan gawat pada kemampuan menghirup udara yang cukup untuk memasok oksigen yang cukup ke tubuh. Pada akhirnya, kondisi ini dapat berujung pada kematian dini.
Bagaimana Penanganan Bronkiolitis Obliterans?
Meskipun bronkiolitis obliterans tidak dapat disembuhkan, ada penyembuhan yang dapat membantu menghambat perkembangan penyakit dan kurangi gejala.
Jika memungkinkan, pastikan untuk jauhi paparan racun pencetusnya (jika ada) untuk jauhi kerusakan lebih lanjut pada paru-paru.
Penting untuk menyadari bahwa bronkiolitis obliterans diperkirakan dapat terus berkembang, apalagi jika pasien tidak kembali terpapar oleh penyebabnya. Ini dapat berakibat fatal jika tidak ditangani.
Obat-obatan, juga kortikosteroid dan imunosupresan lainnya, dapat kurangi peradangan. Hal ini dapat membantu menghambat jaringan parut lebih lanjut dan perkembangan penyakit. Strategi ini dapat dipertimbangkan lepas berasal dari pemicu yang memicu pasien terkena bronkiolitis obliterans.
Ketika pasien mengidap bronkiolitis obliterans, faedah paru-paru mungkin menurun secara perlahan seiring berjalannya waktu. Jadi, pasien mungkin kudu mengulang sebagian tes medis saat tim kesegaran menilai perkembangan penyakit dan efektivitas penyembuhan yang sedang dijalankan.
Pengobatan Gejala Bronkiolitis Obliterans
Penyedia layanan kesegaran dapat meresepkan inhaler untuk digunakan. Hal ini dapat membantu meringankan sesak napas dan mengi.
“Anda mungkin juga disarankan untuk memanfaatkan obat pereda batuk jika batuk Anda mengganggu tidur atau kualitas hidup Anda.:
Jika pasien mengalami komplikasi, layaknya pneumonia atau bronkitis, pasien mungkin memerlukan penyembuhan antimikroba, layaknya antibiotik atau obat antijamur.
“Untuk bronkiolitis obliteran stadium akhir, Anda mungkin memerlukan suplementasi oksigen. Beberapa orang menerima oksigen memanfaatkan kanula hidung atau masker wajah. Jika penyakit Anda sudah lanjut, ventilasi mekanis mungkin diperlukan,” tulis Sanja.