Sudah Kontrol Makan tapi Kolesterol Tetap Tinggi

Sudah
Sudah Kontrol Makan tapi Kolesterol Tetap Tinggi

besoklusa.one – Dokter Zaidul Akbar menerangkan bahwa penyakit fisik sanggup berhubungan bersama mental. Misalnya, penyakit kolesterol sanggup berhubungan bersama situasi psikis yang perlu ditangani bersama cara berbeda.

“Contoh, makan sehat apa sehat tapi kok kolesterolnya tinggi. Bagi saya ini jadi perihal menarik karena saya mempelajari dan mencoba mendalami sesungguhnya tersedia interaksi apa antara hati (perasaan/mental) bersama fisik atau jasad kita,” kata Zaidul dalam video di saluran Youtube dr. Zaidul Akbar Official dikutip Jumat (21/2/2025).

Dengan kata lain, model hidup sehat seperti tidur cukup, makan gizi seimbang, kegiatan fisik teratur perlu disertai bersama kesehatan mental dan emosional.

“Salah satu karakternya orang yang kena kolesterol itu adalah enggak lentur hatinya, keras, nah yang kayak gitu itu cobalah direnungkan. Kalau obatnya telah bener, pola makannya telah bener, tapi enggak turun-turun termasuk kolesterolnya, berarti tersedia sesuatu yang lain, yang jikalau kita ulik salah satunya aspek emosional.”

Lantas, bagaimana cara untuk memperbaiki situasi mental dan emosional?

“Salah satu cara atau barangkali nasihat saya pribadi ya cobalah dilenturin hatinya dulu. Dilenturin kayak apa? Jangan benar-benar kaku bersama sesuatu, jikalau bahasa kita tuh easy going aja lah toh dunia hanya main-main aja, enggak usah benar-benar diseriusin. Yang perlu diseriusin itu akhirat,” sarannya.

Coba Terapi Bekam dan Kembali ke Alam

Zaidul termasuk menyarankan sebagian terapi, termasuk terapi bekam dan terapi alam.

“Bekam itu efisien benar-benar menunjang turunkan kolesterol, bukan berasal dari pengeluaran darahnya ya tapi reaksi sesudah pembekaman. Makanya cobalah sebulan sekali dirutinkan berbekam.”

“Pergi ke alam, dekat-dekat sama pohon, barangkali perlu peluk pohon, pohon-pohon itu cobalah disapa, belum pernah nyobain? Cobain! Asik, enak, ngobrol sama pohon, ngobrol sama kucing, selanjutnya itu membawa dampak hati nyaman lagi, lentur lagi,” papar Zaidul.

Rutinitas Pagi Zaidul Akbar

Dalam video lain, Zaidul Akbar menerangkan bahwa menegur pohon dan mengobrol bersama kucing jadi rutinitasnya tiap-tiap pagi.

“Tiap hari tuh saya pengen hati senang, tenang, makanya pagi-pagi jikalau saya jalan pagi abis subuh gitu saya dzikir pagi, saya pegangin (pohon) pisang, (nanya) ‘apa kabar?’, ‘makasih ya’ saya bilang, kenapa? Karena dia telah ngasih oksigen bikin kita lho, tumbuhan-tumbuhan itu,” kata Zaidul dalam video yang diunggah di kanal Youtube dr. Zaidul Akbar Official dikutip Selasa (18/2/2025).

“Kucing-kucing jikalau masuk rumah, ‘Kenapa kamu, hamil ya?’. Ya dia enggak jawab sih, ‘meong’ kata dia. Makanya jikalau saya pulang shalat itu telah tersedia tiga, empat mereka yang tunggu saya di depan rumah untuk dikasih makan, saya ngobrol sama mereka,” ujarnya.

Forest Healing

Kegiatan pun dilanjut bersama menyiram tanaman obat di pekarangan rumah.

“Jadi hari-hari tuh telah happy kita. Ada masalah? Pasti ada, tapi telah tertekan seluruh bersama kedamaian kita, ketenangan kita, sehingga jantungnya tenang, ginjalnya tenang,” papar Zaidul.

Rutinitas yang ditunaikan Zaidul adalah terhubung kembali bersama alam. Para psikolog mengenal kegiatan seperti ini sebagai rancangan forest healing.

Forest healing adalah salah satu terapi psikologi yang sanggup digunakan untuk meredakan berbagai style simtom psikologi seperti stres. Terapi ini ditunaikan bersama berjalan-jalan di alam atau hutan, memeluk pohon, berbicara bersama tumbuhan, dan menuai bunga liar.

Menurut koordinator program Forest Healing Fakultas Psikologi (Fapsi) Universitas Padjadjaran (Unpad) Hammad Zahid Muharram, M.Psi., Psikolog., forest healing jadi satu terapi yang pas ini jadi banyak digunakan dalam bidang psikologi.

“Forest healing tidak sanggup menyembuhkan, karena penyembuhan stres perlu terapi CBT (Cognitive Behavioral Therapy). Akan tetapi, sifatnya meredakan, lebih tidak separah sebelumnya,” kata Zahid mengutip laman formal Unpad, Rabu (2/10/2024).

Zahid menambahkan, manusia memiliki ikatan kuat bersama alam. Ketika manusia berada di hutan, ia akan merasakan iklim mikro yang berbeda bersama di kota ataupun di luar alam. Iklim mikro berikut banyak dihasilkan berasal dari zat phytoncide yang dikeluarkan tumbuhan secara alami.

“Zat ini dinilai sanggup meningkatkan persentase kesehatan manusia selama berada di alam bebas,” ujar Zahid.

By besok88

Dunia Kesehatan