Kasus Dengue Tembus 200 Ribu
besoklusa.one – Kasus demam berdarah dengue (DBD) tetap perlihatkan penambahan di Indonesia. Hingga minggu ke-41 tahun 2024 atau lebih kurang bulan Oktober, terkandung 203.921 masalah dengue bersama dengan 1.210 kematian.
Data ini disampaikan Ketua Tim Kerja Arbovirosis, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) dr. Fadjar SM Silalahi.
“Kita melihat bahwa masalah dengue di Indonesia angkanya tetap tetap bertambah. Kami mencatat, hingga bersama dengan minggu ke-41 tahun 2024, terkandung 203.921 masalah dengue bersama dengan 1.210 kematian, yang berasal dari 482 Kabupaten/Kota di 36 Provinsi,” papar Fadjar di dalam PENTALOKA Nasional ADINKES 2024 yang diadakan oleh Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia pada 6 November 2024 di Yogyakarta.
Fadjar menambahkan, pihaknya udah lakukan berbagai program proyek kiat nasional (PSN). Mulai dari larvasida, fogging fokus, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, dan penerapan Gerakan 3M Plus. Ini adalah prinsip pencegahan DBD yang mencakup aktivitas menguras tempat penampungan air, menutup secara rapat penampungan air, serta memakai benda-benda yang berpotensi jadi tempat perkembangbiakan nyamuk. “Plus” dari prinsip ini adalah usaha tambahan seperti memakai obat anti nyamuk, menempatkan kawat kasa pada jendela, dan lain-lain.
Pemerintah terhitung udah mengambil keputusan Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (STRANAS) 2021-2025 lewat pencegahan terpadu yang melibatkan semua elemen masyarakat.
“Upaya ini tidak hanya fokus pada pengendalian vektor dan lingkungan, namun terhitung secara progresif mengadopsi metode pencegahan inovatif, terhitung vaksinasi dan nyamuk ber-Wolbachia,” kata Fadjar.
Butuh Kolaborasi Semua Pihak
Sederet usaha yang dilakukan pemerintah, lanjut Fadjar, tidak dapat berlangsung baik tanpa ada kolaborasi dari semua pihak.
“Implementasi kebijakan ini perlu kolaborasi yang kuat antara sektor publik dan swasta. Untuk itu, kami mendorong masyarakat untuk terlibat aktif di dalam penerapan kiat ini.”
“Dengan ada pendekatan inovatif yang kini jadi sanggup diakses, diharapkan setiap susunan masyarakat sanggup memperoleh pertolongan yang lebih kuat dari bahaya dengue, yang jadi ancaman kesegaran masyarakat secara berkelanjutan,” jelasnya.
Pemerintah Daerah Perlu Ambil Peran
Dalam menanggulangi masalah dengue, pemerintah tempat terhitung kudu mengambil alih peran. Seperti yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Dalam peluang yang sama, Kepala Dinkes Provinsi Kaltim dr. H. Jaya Mualimin, share cerita soal inisiasi program publik pertama untuk vaksinasi dengue di dunia.
“Kami gembira sanggup jadi pelopor di dalam menerapkan pencegahan dengue yang inovatif di Kota Balikpapan. Apalagi kami melihat Balikpapan merupakan keliru satu tempat bersama dengan masalah dengue tertinggi di Kalimantan Timur,” kata Jaya.
Pada November 2023, pihak Jaya mengawali pilot program ini bersama dengan menyasar 9.800 anak umur sekolah dasar. Jumlah masalah dengue pada anak umur 6-12 tahun di Kota Balikpapan menggapai 307 kasus, bersama dengan 121 berasal dari kecamatan Balikpapan Utara dan Balikpapan Tengah yang jadi lokus pelaksanaan vaksinasi.
Jaya menambahkan, hingga Oktober 2024, pilot program ini udah menjangkau 90 prosen dari total target.
“Sudah lebih dari 8.800 anak memperoleh dosis lengkap, dan kami melihat ada pengaruh yang positif dari program ini. Dari 71 anak kelas 1-6 yang terjangkit dengue di Kecamatan Balikpapan Utara dan Balikpapan Tengah, mayoritas belum divaksinasi, dan hanya 3 orang yang udah memperoleh vaksinasi dosis satu.”
“Oleh gara-gara itu, untuk memberi tambahan pertolongan kepada lebih banyak anak, kami memperluas program ke tempat lainnya, yakni Samarinda, bersama dengan menyasar 2.750 anak umur sekolah basic di Kecamatan Samarinda Utara,” jelasnya.
Respons Kemenkes Soal Inisiasi Dinkes Kaltim
Kiprah Dinkes Kalimantan Timur di dalam menginisiasi gerakan menghindar dengue mendapat apresiasi dari Fadjar selaku perwakilan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Ia tekankan bahwa peran aktif pemerintah tempat bersama dengan masyarakat sangat perlu untuk menggapai obyek ‘Nol Kematian Akibat Dengue tahun 2030’.
“Kalimantan Timur jadi provinsi pertama yang meluncurkan program publik vaksinasi dengue, diikuti oleh tempat lain, terhitung Kabupaten Probolinggo, yang udah merasa mengimplementasikan program sama untuk memelihara warganya,” tutup Fadjar.